Bagi sobat kosngosan yang
sudah lebih dahulu terjun di dunia startup, pastinya sudah tidak asing
lagi bagaimana cara kerja dan lingkungan pekerjaan didalamnyaLalu
bagaimana strategi untuk mengembangkan startup dari awal? Mulailah
untuk merealisasikan berbagai tips keuangan supaya cepat berkembang.
1. Kurangnya Tim Kompeten
Startup tidak bisa dikembangkan
oleh perseorangan atau pribadi. Ini adalah jenis usaha awal yang lebih
cepat berkembang apabila ditangani oleh tim yang kompeten dibidangnya
masing masing. Untuk mengembangkan StartUp kamu harus punya pegawai yang
profesional dan bisa bekerjasama dengan tim. Sebelum merekrut pegawai,
sebaiknya sobat mengetahui bagaimana kemampuannya terlebih dahulu.
2. Memiliki Hutang Awal
Berhutang
memang tidak masalah, apabila kamu menggunakannya untuk menambah
kapasitas produksimu. Namun kebanyakan hutang di fase awal usaha, bisa
menjadi sebuah kebiasaan dan malapetaka.
Baca juga :
Jika hutang sudah
menumpuk, maka akan sangat menghambat proses usaha rintisan dalam
mencapai setiap visi dan misi yang sudah ditetapkan sebelumnya. Oleh
karena itu, mimin kosngosan selalu menghimbau siapapun untuk menghindari
hutang, kecuali untuk keperluan yang produktif.
3. Kurangnya Manajemen Keuangan
Dengan
membuat manajemen keuangan usaha rintisan Kamu, umumnya berbentuk
presentase untuk membagi pos pos pengeluaran dalam satu kurun waktu.
Kebanyakan startup tidak bisa berkembang karena manajemen keuangannya
berantakan
Ada juga yang mencampur dana usaha dengan dana pribadi.
Misalnya alokasi keuanngan 50% untuk produksi kembali, 20% investasi,
20% untuk gaji dan sumber daya, dan 10% untuk pengembangan kapabilitas
karyawan.
4. Tidak Ada Dana Darurat
Dana
darurat atau cash flow adalah salah satu jenis anggaran yang harus ada,
gunanya adalah untuk memenuhi keperluan penting yang mendesak. Seperti
misalnya ada karyawan yang tiba jatuh sakit, peralatan kerja mengalami
kerusakan, atau musibah yang tidak terduga sebelumnya. Dana darurat
sangat wajib dalam suatu usaha rintisan
5. Tidak Ada Catatan Pengeluaran
Ketidakadaan
catatan pengeluaran terhadap setiap pengeluaran startup dalam jangka
waktu tertentu, membuat perkembangan usaha bisa stagnan atau bahkan
mengalami kemunduran. Di akhir bulan, Kamu bisa membuat pencatatan
menggunakan perangkat lunak premium, tentang apa saja konsumsi yang
menguras keuangan usaha rintisanmu.
6. Besarnya Kebutuhan Sekunder & Tersier
Kebanyakan
pengusaha startup ingin menjadi kaya supaya bisa terbebas untuk
berbelanja secara hedon. Keinginan tersebut tidak masalah, selama
direalisasikan ketika pemasukan rutin dari startup mu sudah mapan. Tapi
banyak pelaku startup yang melakukan kesalahan membelanjakan uang
terlalu banyak sebelum perusahaan startup mereka benar-benar maju dan
punya jangkauan luas.
7. Tidak Adanya Biaya Pengembangan Skill
Penting
sekali untuk memanfaatkan uang yang perusahaan startup hasilkan dari
kerja keras karyawan dan pemilik tersebut kepada sesuatu yang produktif.
Dan salah satunya adalah dengan menggelar acara pengembangan skiil
tentang suatu materi yang bisa meningkatkan produktifitas karyawan.
Karena investasi terbaik adalah investasi leher keatas.
8. Tidak Mengenal Investasi
Terdapat
banyak sekali sarana investasi yang dapat Kamu gunakan untuk menyimpan
uang. Investasi sesungguhnya sangat beragam dan tidak selalu membutuhkan
dana besar. Bagi pemula, investasi perlu berada di bawah pengawasan
seseorang yang sudah berpengalaman dalam kegiatan tersebut.
9. Tidak Adanya Produk Orisinil
Apabila
kamu belum memiliki penghasilan dari penjualan produk (baik jasa atau
barang), cobalah mencari produk utamamu. Jika kamu masih memiliki
kegiatan utama seperti sekolah atau kuliah, opsi startup part time bisa
menjadi rekomendasi. Nantinya kamu akan banyak belajar mengenai
manajemen waktu dan sumber daya.
10. Kesulitan Memperkenalkan Produk
Dalam
prakteknya, startup harus bisa memperkenalkan dan mempromosikan produk
mereka kepada klien, sehingga dengan dikenalnya produk tersebut,
diharapkan para investor memberikan dana investasinya kepada pihak
pengembang startup.
Oleh karena itu, buatlah strategi marketing
yang tepat berdasarkan jenis produk dan target konsumen. Jangan lupa
jadilah "berbeda" atau "antimainstream" untuk perusahaan startup yang
ingin lebih dikenal.