Perlu Anda ketahui bahwa model bisnis e-commerce marketplace
secara unik akan menjadi penengah bagi semua transaksi antara penjual
dan pembeli. Jadi, seluruh pemain e-commerce di bawah ini akan
menyediakan layanan rekening bersama (rekber atau escrow) untuk memberikan perlindungan lebih kepada para penjual dan pembeli.
Website seperti Kaskus, OLX, dan Berniaga tidak termasuk di daftar ini karena mereka memiliki model bisnis classifieds
atau listing online. Tidak ada fitur rekber di dalamnya. Kami juga
tidak memasukkan Blibli dan Indonetwork karena kedua website tersebut
lebih berfokus merekrut perusahaan dibandingkan individual sebagai
penjual.
1. Bukalapak
Didirikan pada awal 2010 sebagai salah satu produk portofolio agensi
digital bernama Suitmedia, Bukalapak bertumbuh sebagai salah satu produk
online terbesar karya anak bangsa di Indonesia. Achmad Zaky selaku CEO
mengatakan bahwa saat ini terdapat sekitar 150.000 penjual1 dan 1,5 juta produk aktif di Bukalapak.
Baca juga :
Pada Januari 2014, Achmad mengatakan bahwa Bukalapak memproses
transaksi senilai Rp 500 juta setiap harinya. Di website ini, para
pengguna dapat melakukan aktivitas jual beli dengan harga pas maupun
harga yang siap untuk dinegosiasikan. Bukalapak memiliki fitur dompet
virtual bernama Bukadompet sebagai salah satu metode pembayaran.
Saat ini berjualan di Bukalapak masih gratis.
2. Tokopedia
Berdiri pada awal 2009, Tokopedia dinilai sebagai pemimpin pasar dalam ranah marketplace online
di Indonesia. Paling tidak, Tokopedia memiliki jumlah modal yang sangat
besar berkat USD 100 juta (Rp 1,2 triliun) yang disuntikkan beberapa
bulan lalu oleh Softbank Internet and Media Inc. dan Sequoia Capital.
William Tanuwijaya selaku CEO mengatakan bahwa saat ini mereka
memiliki “ratusan ribu” penjual yang bertumbuh jumlahnya sebesar 30
persen setiap bulan. Saat ini Tokopedia memiliki 3,3 juta produk aktif,
dimana sekitar 2 juta produk terjual di platform setiap bulannya.Tokopedia belum menarik biaya apapun dari para penjual. Namun, para penjual bisa berlangganan fitur premium bernama Gold Merchant.
3. Elevenia
Elevenia merupakan salah satu pemain termuda di daftar ini, namun
mereka sangat agresif dan telah mencatat pertumbuhan sangat besar di
tahun pertama operasinya. Diluncurkan pada bulan Maret 2014, perusahaan
hasil joint venture antara XL Axiata dan SK Planet asal Korea Selatan ini memiliki 2 juta produk aktif dan melayani 8.000 order setiap harinya.
Uniknya, perusahaan ini menyediakan seller zone di Jakarta,
berisikan studio foto dan ruang pelatihan untuk membantu para penjual
online yang masih baru. Semua hal itu dapat digunakan secara gratis.
4. Qoo10 Indonesia
Berasal dari Singapura, Qoo10 merupakan perusahaan joint venture
antara eBay dengan GMarket asal Korea Selatan. Qoo10 Indonesia sendiri
mulai beroperasi sejak tahun 2012, dan mengklaim memproses transaksi
senilai lebih dari USD 2,5 juta (Rp 32 miliar) setiap bulannya.
Selain di Indonesia, Qoo10 juga beroperasi di Singapura, Jepang,
Malaysia, China, dan Hong Kong. Qoo10 Indonesia menarik komisi dari
setiap penjualan yang terjadi di dalam platform.
5. Rakuten Belanja Online
Diluncurkan pada tahun 2011, Rakuten Belanja Online (RBO) awalnya merupakan perusahaan hasil joint venture
antara konglomerat media MNC dan raksasa e-commerce Jepang Rakuten.
Namun, pada tahun 2013 kerjasama itu secara resmi berakhir, dan sekarang
RBO beroperasi sendiri di Indonesia.
Tidak banyak informasi seputar perkembangan RBO. Pada tahun 2013, RBO
memiliki target menjual 1 juta produk di dalam websitenya. Dan walaupun
menganut model bisnis B2B2C (business-to-business-to-consumer), mulai September 2014 RBO membuka pintu bagi penjual mikro dan individual untuk ikut berjualan di dalam platformnya.
6. Lamido Indonesia
Diluncurkan pada akhir tahun 2013, Lamido merupakan marketplace
buatan Rocket Internet, kepala perusahaan yang juga berada di balik
toko online Lazada dan Zalora Indonesia. Lamido sendiri beroperasi
dengan ketat dengan Lazada Indonesia, dimana penjual yang masih
tergolong lebih kecil dapat berjualan di Lamido, sedangkan mereka yang
sudah lebih besar dapat berjualan di Lazada. Namun, Anda akan tetap
melihat sejumlah barang dan penjual yang sama di kedua belah website.
Selain di Indonesia, Lamido juga beroperasi di Malaysia, Filipina, dan Vietnam. Berjualan di Lamido Indonesia masih gratis.
7. Blanja
Sebagai perusahaan joint venture antara Telkom Indonesia
dengan eBay, kehadiran Blanja memiliki potensi besar untuk membuat
saingannya was-was. Walau sudah beroperasi sejak 2013, Blanja baru
secara resmi diluncurkan pada Desember 2014.
Dari “hanya” 600 penjual, Blanja klaim telah memiliki lebih dari 1 juta produk di dalam website. Blanja
mengambil komisi dari setiap penjualan yang terjadi di dalam platform
8. Cipika Store
Tidak ingin ketinggalan, Indosat juga memiliki marketplace
bernama Cipika Store yang diluncurkan pada Agustus 2014. Namun, berbeda
dengan pemain lainnya di daftar ini, Cipika Store memiliki spesialisasi
menjual berbagai produk dalam negeri seperti makanan dan baju khas
daerah. Pada bulan Agustus, Cipika mencatat 25.000 pengunjung harian.
Cipika Store bekerjasama dengan aplikasi marketplace mobile
Shoop, salah satunya untuk mengumpulkan penjual dan produk. Walau di
dalam perjanjian penjual disebutkan bahwa Cipika Store mengambil komisi dari penjualan, belum dijelaskan secara detil berapa besar komisi yang diambil.